Selasa, 19 Maret 2013

MENGUSAHAKAN POLITIK HATI NURANI (Sebuah Refleksi Atas Nota Pastoral KWI Tahun 2003)



Nota Pastoral KWI tahun 2003 yang bertemakan “Keadilan Sosial Bagi Semua” (Aspek Sosial-Politik) pada hakikatnya berisikan himbauan moral yang menggugah untuk memperhatikan kembali jalannya kehidupan berpolitik bangsa ini yang kian terasa mulai kurang beretika dan bertanggung jawab. Hal itu memang patut diakui karena mengemukanya berbagai masalah dan keprihatinan yang dibicarakan dalam nota pastoral ini berasal-muasal dari kekurang-adaban seni atau keterampilan mengatur kehidupan bersama tersebut. Krisis sosial, ekonomi, hukum, dan lain sebagainya adalah imbas dari krisis politik yang tidak lagi setia pada tugas luhurnya, yaitu untuk mengupayakan dan mewujudkan kesejahteraan bersama. Sebab itu, seruan moral seperti termuat dalam nota pastoral ini bisa dibaca sebagai bahan penyadaran untuk merevitalisasi dan merejuvenasi peran politik agar berkiprah lagi sesuai tuntutan tugas luhurnya.

Dan untuk konteks sekarang pun, sekali lagi himbauan moral seperti termuat dalam nota pastoral KWI tahun 2003 itu masih relevan. Berbagai masalah dan keprihatinan yang dibicarakan dahulu sepertinya tetap menjadi wacana kontekstual. Kerinduan untuk mengubah wajah politik negeri ini agar kembali beretika dan bertanggung jawab masih terus dipergunjingkan entah sampai kapan. Apalagi diperparah dengan “gugatan lancang” akhir-akhir ini untuk mengganti landasan berpolitik bangsa ini yang bertumpu pada pancasila, menurut hemat saya hanya akan memelihara ketidak-adaban politik yang berakibat memecah-belah persatuan bangsa. Dengan demikian, tawaran solusi yang bisa dipertimbangkan untuk mengatasi krisis kehidupan berpolitik yang berkepanjangan ini adalah secara serius memberlakukan pengajaran pendidikan politik bagi anak-anak bangsa sejak usia dini agar mereka tahu memahami orientasi politik yang benar untuk mengupayakan dan mewujudkan kesejahteraan bersama. Memang atau mungkin solusi yang ditawarkan ini terkesan visionis, namun saya yakin bahwa reformasi kehidupan berpolitik di negara ini masih akan terus berjalan dan anak-anak bangsa yang masih berusia dini itulah yang nantinya akan menjadi pelopor perubahan ketika internalisasi nilai-nilai pendidikan politik yang sudah mereka peroleh di bangku sekolah mengemuka dalam kesadaran dan menuntut aplikasi kreatifnya. Pada akhirnya, pendidikan politik yang relevan seperti ini juga tidak bisa tidak didukung oleh pendidikan iman atau agama yang benar sebab hubungan antara kedua dimensi kehidupan tersebut sangat mutual untuk bisa melahirkan politik hati nurani, yang berpihak dan berpijak pada kesejahteraan bersama.   

             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar